RIBUAN warga dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten Pemalang, Kamis sore (26/1) kemarin, tumplek bleg memadati Alun-alun dan sepanjang Jalan Ahmad Yani untuk menyaksikan acara kirab budaya dan kesenian tradisonal tempo doeloe.
Acara hasil kreasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu dalam rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Pemalang ke- 437. Jalannya acara itu cukup menarik perhatian warga. Sebab, banyak macam kesenian tradisonal lokal maupun kesenian dari manca daerah di Jawa Tengah ditampilkan di acara tersebut.
Berbagai jenis kesenian yang tampil saat itu, mulai kesenian terbang kencer, kuntulan, sintren, brendung, reog gabel, calung dan banyak lagi kesenian-kesenian tradisional daerah lain yang sangat menarik dinikmati masyarakat di jaman modern ini.
Acara kirab budaya dan kesenian tradisional tempoe doeloe dalam peringatan hari jadi Kabupaten Pemalang kali ini, beda dengan tahun sebelumnya. Karena, dalam peringatan hari jadi tahun ini, mengangkat budaya dan kesenian daerah untuk mendukung pembangunan dunia pariwisata di Pemalang.
Sebelumnya kontingen atau rombongan kesenian tradisional, baik dari 14 kecamatan maupun dinas dan intansi berkumpul di seputar Sirandu Mall. Bupati Pemalang H Junaedi SH MM beserta istrinya Hj Irna Junaedi selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten mengenakan beskap berwarna hitam berjalan kaki di barisan depan untuk memimpin acara tersebut. Sepanjang jalan Ahmad Yani menuju Alun-alun kota, kepala daerah tersebut menebar senyum.
Sampai di Alun-alun, bupati langsung menuju panggung kehormatan untuk menyaksikan group kesenian yang akan tampil. Berbarengan acara itu, Wakil Bupati Mukti Agung Wibowo ST beserta istrinya mendampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah yang mewakili Gubernur Bibit Waluyo untuk meninjau stand pameran wisata kuliner.
Sebagai tanda dimulainya acara kirab Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah memukul gong yang disaksikan oleh bupati beserta Anggota Forpinda. Pada puncak acara kirab seluruh kontingen group kesenian satu persatu menunjukkan kebolehan di depan panggung kehormatan. Meskipun acara berjalan lancar, namun sejumlah petugas keamanan baik dari kepolisian, Satpol PP dan TNI nampaknya kewalahan untuk mengatur warga. Sebab, warga terus merangsek ke depan pangung kehormatan sehingga membuat peserta kirab kesulitan tampil maksimal. Salah satunya saat kesenian Sintren dari Kecamatan Pemalang yang menampilkan perpaduan Sintren Tradisional dengan Sintren Modifikasi. Group kesenian Sintren Modifikasi yang dibawakan oleh para siswa SMA dan SMK Negeri tidak bisa tampil secara leluasa karena warga merangsek ke jalan.
“Persiapannya sih cukup matang, tapi karena penontonnya susah ditertibkan jadi peserta kirab sulit untuk bisa tampil secara maksimal,” kata salah satu pembina kesenian Sintren.
Menurutnya, agar semua peserta kirab bisa tampil maskimal mestinya arena di depan panggung kehormatan diberi tambang batas, agar penonton bisa menyaksikannya secara tertib. Pihaknya berharap untuk kedepan akan lebih baik lagi dengan kesiapan pantia yang cukup matang(radar pemmalang)
0 komentar:
Posting Komentar