This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

searchbox

Kamis, 22 Desember 2011

Wartawan Bisa Diadukan Secara Hukum

Tasikmalaya – DC: Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers Dewan Pers, Ir. H. Muhammad Ridlo ‘Eisy mengimbau agar masyarakat tidak takut dengan wartawan karena wartawan yang melaksanakan kode etik jurnalistik dalam tugasnya, tidak akan memiliki itikad buruk.
Demikian disampaikannya dalam Dialog Interaktif Dunia Jurnalistik dan Kewartawanan serta Kiat-Kiat Menghadapi Wartawan bersama seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan camat se-Kab. Tasikmalaya yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Tasikmalaya di Offroom Setda Kab. Tasikmalaya, Singaparna, Senin (19/12).
Ridlo menegaskan, masyarakat, pejabat, camat, kepala sekolah, dan kepala desa bisa mengadukan wartawan secara hukum, baik soal pemberitaan maupun terkait perilaku tidak terpuji wartawan yang bersangkutan, sesuai aturan dengan memanfaatkan hak jawab. Jika hak jawab tak dilaksanakan oleh media tempat wartawan bekerja, maka masyarakat bisa mengadukannya ke Dewan Pers,” ujarnya.
Terkait pemerasan dan penipuan yang dilakukan wartawan, Ridlo mempersilakan masyarakat melaporkan wartawan yang bersangkutan kepada pihak kepolisian.
Ia mengaku selama tahun 2011 ini, Dewan Pers telah menerima 200 pengaduan dari masyarakat yang sebagian besar merupakan kesalahan wartawan dalam menulis berita. “Laporan yang masuk semuanya sudah selesai ditangani Dewan Pers” tambahnya.
Dalam Dialog tersebut, turut hadir Sekretaris Daerah Kab. Tasikmalaya H. Abdul Kodir, Ketua PWI Cabang Jawa Barat, Mirza Zulhadi, dan Ketua PWI Perwakilan Tasikmalaya, Bambang Budi Utomo.
Sementara itu Ketua PWI Jawa Barat, Mirza Zulhadi, mengatakan, masyarakat harus bisa membedakan mana wartawan yang benar benar menjalankan profesi jurnalistik dan mana yang mengaku-ngaku wartawan. Khusus wartawan PWI, katanya, saat ini diharuskan untuk memberikan sapaan dan senyuman kepada narasumber dan masyarakat.
Terkait langganan sejumlah koran yang beredar di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya saat ini, Ridlo ‘Eisy mengatakan, langganan media urusan selera dan kebutuhan masing-masing sehingga tidak boleh dipaksakan. Lebih lanjut ia mengatakan “Kalau memang ingin medianya dibeli dan dibutuhkan, isi beritanya harus menarik dan bagus dan bersifat membangun jangan mencari kesalahan. (NN)
Desa Merdeka.com

Agung Laksono : 32.379 Desa Masih Terkategori Tertinggal

Maluku Tengah – DMC : Keinginan sejumlah penduduk di Indonesia untuk menikmati  pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah, masih jauh dari harapan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, dari 70.611 desa di Indonesia, sekitar 17.676 desa belum dapat dilalui kendaraan roda empat. 26.115 desa  belum memiliki sarana kesehatan. Sebanyak 32.379 desa masih terkategori tertinggal, 62.299 desa belum memiliki pasar permanen. 12.618 desa dari 70.611 itu belum dialiri listrik.
“Ini sangat memprihatinkan, sebagai unit pemerintahan terdepan yang langsung melayani kepentingan masyarakat tetapi hampir sepertiga,  masih  terbelakang dari segi pembangunan sarana dan prasarana. Karena itu masih banyak pekerjaan rumah yang kita harus laksanankan,” ujar  Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono, saat meresmikan pencanangan ujicoba model Pandu Gerbang Kampung (Program nasional Terpadu Gerakan Pembangunan Kampung) di Desa Abelisawah, Kecamatan Sampara.
Mantan anggota MPR-RI mengakui saat ini banyak program dari berbagai kementerian dan lembaga-lembaga yang menggunakan atribut desa,  seperti Desa Siaga dari Kemenkes, Desa Prima dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Desa Berdering dari Kemeninfo.
“Berbagai program-program yang menggunakan atribut desa sesunggunya sangat baik.  Hanya saja tersebar diberbagai desa sehingga tidak tampak utuh. Alangkah baiknya apabila program dari berbagai kementerian itu di satukan pada satu titik sehingga hasilnya lebih nyata,” ujarnya.
Untuk itulah Kemenkokesra sesuai tugas pokok dan fungsinya mencoba melakukan terobosan-terobosan agar seluruh program-program yang ada yang dilakukan, dirancang dan dilaksanakan berbagai kementerian-kementerian dapat bersinergi, ada keterpaduan dan harmonisasi juga bersama-sama dengan  dunia usaha melalui coorporate social responsibility dengan lokus (tempat) dan fokus pembangunannya di pedesaan. “Kalau terpadu hasilnya tentu akan lebih nyata. Entah itu kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, PLN termasuk pemda,” tukas pengurus DPP Partai Golkar ini.
Agung juga mengapresiasi Gubernur Sultra Nur Alam atas perhatiannya sehingga pandu gerbang kampung ini terlaksana. Begitu juga kepada Bupati Konawe, Lukman Abunawas karena atas kerjasamanya program nasional ini terselenggara dengan baik.
Ditempat yang sama, Gubernur Sultra, H.Nur Alam, SE berharap Pandu Gerbang Kampung ini dapat menambah daya ungkit pembangunan kampung, desa dan kelurahan. Karena akan ikut memperkaya program-program pedesaan lainnya.
Menurut Nur Alam, oleh karena pandu gerbang kampung ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik tetapi juga non fisik maka ia yakin dan percaya akan mempercepat pelayanan dan kapasitas masyarakat desa. “Agar mereka lebih cepat bergerak maju dan meningkatkan kesejahteraannya. Program ini tentu memiliki segmen tersendiri dalam pembangunan masyarakat dengan sasaran yang jelas,” ujar Nur Alam.
Karena itu akan bersinergi dan mendukung pelaksanaan program lainnya yang juga memiliki sasaran dikampung, desa dan kelurahan. Semua itu adalah rahmat bagi masyarakat Sultra. “Kesyukuran itu tentu semakin bertambah dengan masuknya Pandu Gerbang Kampung.
Menurut Nur Alam, oleh karena pandu gerbang kampung ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik tetapi juga non fisik maka ia yakin dan percaya akan mempercepat pelayanan dan kapasitas masyarakat desa. “Agar mereka lebih cepat bergerak maju dan meningkatkan kesejahteraannya. Program ini tentu memiliki segmen tersendiri dalam pembangunan masyarakat dengan sasaran yang jelas,” ujar Nur Alam.
Sementara itu, Bupati Konawe, Lukman Abunawas merinci kegiatan pembangunan yang akan diresmikan dalam pencanangan Pandu Gerbang Kampung. Diantaranya, satu unit rumah pintar, rumah baru dan rehabilitasi 120 unit rumah tidak layak huni, dua unit sarana MCK, satu unit kendaraan bencana atau water treatment (mobil tangki), kendaraan operasional roda empat untuk bencana alam, radio komunitas masyarakat, pelatihan keterampilan salon, tukang kayu, home industri abon ikan, pelatihan jahit menjahit dan pengadaan lima unit perahu motor nelayan.
“Selain itu,  dari Pemprov Sultra telah memberikan bantuan berupa rehabilitasi balai desa Abelisawah melalui dana block grant. Sedangkan dari APBD Konawe melalui program Permata antara lain rehabilitasi Mesjid Al Azhar Desa Abelisawah sebesar Rp 10 juta, rehabilitasi 10 unit rumah tidak layak huni, pembangunan rumah pintar dan pemagaran pionisasi,” ujar Lukman.
Di hadapan Menkokesra, Lukman Abunawas juga membeberkan berbagai permasalahan dalam pembangunan di daerah, yakni seputar pemenuhan hak dasar dan peningkatan kesejahteraan rakyat. “Secara umum permasalahan itu yakni pelayanan pendidikan masih terbatas. Terutama didesa terpencil seperti di Kecamatan Routa dan kecamatan-kecamatan di Pulau Wawonii. “Kedua, pada bidang kesehatan masih terbatasnya sarana prasarana, baik keterbatasan dana APBD Kabupaten maupun fasilitas yang sesuai kondisi daerah didesa-desa terpencil di bagian barat Kabupaten Konawe, Kecamatan Routa yang berbatasan dengan Kabupaten Luwuk Timur dan Morowali Sulawesi Tengah. Kemudian sebelah timur, kecamatan-kecamatan Pulau Wawonii yang berhadapan dengan Pulau Banda,” bebernya.
(din/jpnn/foto:kapanlagi)
Desa Merdeka.com

Rabu, 14 Desember 2011

Pemberontak Jadi Pahlawan Dipenjarakan Soekarno, Dicekal Soeharto M. Rizal - detikNews




Jakarta - Hidup Sjafruddin Prawiranegara memang bak balada. Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) ini tentu saja seorang pahlawan bagi bangsanya. Tapi ia menjadi korban kezaliman penguasa sebelum akhirnya dengan sangat terlambat diakui kepahlawanannya.

Tidak bisa ditampik jasa Sjafruddin dalam mempertahankan kedaulatan NKRI sangatlah besar. Tapi untuk menetapkan lelaki hebat ini sebagai pahlawan nasional tidak gampang. Nama Sjafruddin diajukan hingga tiga kali sebelum akhirnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2011 oleh Presiden SBY. Awalnya Sjafruddin diusulkan pada 2007, lalu diusulkan lagi pada 2009. Dan baru pengusulan pada 2011 berhasil.

Pembahasan gelar pahlawan untuk Sjafruddin alot sebab terkait cap ia menjadi pemberontak dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sjafruddin menjadi perdana menteri gerakan yang ditumpas oleh Soekarno itu.

PRRI lahir dari kerumitan persoalan Indonesia sebagai negara yang masih sangat muda. PRRI ingin mengingatkan Soekarno yang dianggap sewenang-wenang. Saat itu republik memang dalam kondisi yang sulit. Kemiskinan menerjang semua daerah di Indonesia. Tapi Soekarno justru sibuk membangun proyek-proyek mercusuar seperti Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, dan Stadion Gelora Senayan di Jakarta.

Sikap Soekarno tidak disukai panglima-panglima militer yang ada di daerah. Apalagi Soekarno terlalu dekat dengan PKI yang tidak disukai oleh kelompok Islam dan nasionalis. Panglima-panglima militer di daerah mulai mengadakan gerakan.

Sejumlah politisi di Jakarta juga sudah mulai bergerak. Wakil Presiden Muhammad Hatta, tokoh politisi dari Partai Sosialis Indonesia (PSI) Sumitro Djojohadikusumo dan tokoh Partai Masyumi Muhammad Natsir turut dalam rapat-rapat rahasia bersama tokoh PRRI dan tokoh Persatuan Rakyat Semesta (Permesta) Vence Sumual.

"Jadi PRRI dibentuk tahun 1958, Permesta itu tahun 1957. Karena merasa satu ideologi dan tujuan kenapa sering disebut PRRI/Permesta," jelas kerabat Sjafruddin, Nadjmudin Busro, yang juga sejarahwan asal Banten itu.

PRRI ini dibentuk oleh Panglima Divisi Banteng, Kolonel Ahmad Husein dan sejumlah stafnya, seperti Kolonel Simbolon, bersama sejumlah politisi seperti Muhammad Natsir, Sumitro Djojohadikusumo, M Hatta di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Pada tanggal 10 Februari 1958, PRRI melalui RRI Padang mengeluarkan pernyataan 'Piagam Jakarta' yang berisi sejumlah tuntutan yang ditujukan pada Soekarno agar kembali kepada kedudukan yang konstitusional menghapus segala akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 serta membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan.

PRRI mengultimatum dalam tempo 5 x 24 jam Kabinet Juanda pemerintahan Soekarno harus diserahkan ke Kabinet Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, serta meminta Soekarno menjauhi PKI.

Saat itu Soekarno yang sedang berada di Tokyo, Jepang pun menolak tuntutan PRRI. Mendapat penolakan Soekarno, PRRI membalas dengan mengumumkan pendirian pemerintahan tandingan yaitu PRRI lengkap dengan kabinetnya. Kabinet yang diumumkan pada tanggal 15 Februari 1958 itu terdiri dari Sjafruddin sebagai Perdana Mentri dan Mentri Keuangan. M Simbolon sebagai Mentri Luar Negri. Burhanudin Harahap sebagai Mentri Pertahanan dan mentri kehakiman dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo sebagai Mentri Perhubungan/Pelayaran

"Ultimatum ini membuat Soekarno marah dan langsung membuat Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Jenderal Abdul Haris Nasution untuk memberantas PRRI," terang Nadjmudin.

Sjafruddin menyerahkan diri kepada ibu pertiwi setelah Soekarno mengumumkan amnesti bagi para pendukung PRRI untuk menyerahkan diri sebelum 5 Oktober 1961. Namun balasannya setelah menyerah Sjafruddin dijebloskan ke penjara dan dibui selama 3,5 tahun.

"Sjafruddin ini orang jujur. Saat turun gunung dia juga menyerahkan 29 kg emas milik PRRI kepada AH Nasution," kata Nadjmudin.

Emas ini digunakan PRRI sebagai modal untuk perang karena saat PRRI itu, Sjafruddin menjadi Gubernur Bank Sentral. Meski pernah dijebloskan ke penjara, presiden PDRI ini tidak dendam pada Soekarno. Ketika PKI hancur dan Soekarno akan disidang di Mahkamah Militer Luar Biasa, Sjafruddin-lah yang membela Soekarno.

"Dia sempat berkata kalau sampai Soekarno diadili, akulah orang yang akan membelanya," jelas Nadjmudin.

PRRI bukanlah gesekan pertama Sjafruddin dengan Soekarno. Saat masih menjadi Ketua PDRI, ia pun berbeda pendapat dengan Soekarno dalam menyikapi perundingan Roem - Van Royen.

Sikap Sjafruddin dan didukung Soedirman berpendapat seharusnya PDRI yang berunding dengan Belanda, bukan Soekarno yang saat itu menjadi tawanan. Namun kala itu, gesekan antara para pemimpin RI tidak sampai menjadi perpecahan. Gesekan selesai dengan lebih mengedepankan persatuan bangsa daripada ego masing-masing.

Setelah bebas dari penjara, Sjafruddin memilih jalur dakwah dan mananggalkan panggung politik. Ia menjadi Ketua Korps Mubalig Indonesia (KMI) pada tahun 1985. Meski di jalur dakwah, pria bersahaja ini tetap kritis terhadap pemerintahan.

Pada masa Soeharto, Sjafruddin juga mengalami pencekalan. Ia dilarang menjadi khatib salat Idul Fitri 1404 atau 1980 terkait isi kotbahnya yang banyak berisi politik. Khutbah Sjafruddin berjudul 'Kembali Pada Pancasila dan UUD 1945' akan diakukan di Masjid Al A'raf, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pada tanggal 15 Februari 1989, Sjafruddin wafat. Sang Presiden terlupakan ini wafat pada umur 77 tahun dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Kini, dengan diberikan gelar pahlawan nasional kepada Sjafruddin, maka pengikut dan pendukung PRRI semestinya juga diberi label yang sama. Sebab, pendukung dan pengikut PRRI yang dicap pemberotak oleh pemerintahan Soekarno dipicu persoalan perbedaan pandangan politik dan ideologi.

Pemerintah sendiri, khususnya Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga menilai persoalan PRRI menjadi lebih clear dengan pemberian penghargaan pahlawan kepada Sjafruddin. Diakui Kemenhan, selama ini ada paradigma, baik pemerintah maupun TNI bahwa PRRI adalah suatu gerakan pemberontakan atau pengkhianatan.

Kini disadari PRRI memberontak karena memang situasi saat itu memaksa mereka melakukan itu. Mereka memberontak karena ingin mengoreksi keadaan. "Jadi saat ini kita positif memandang persoalan PRRI ini terjadi karena ada perbedaan pandangan atau pendapat," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen TNI Hartind Asrin kepada detik+.


Sumber:DetikNews

Bola Panas Peninjauan Moratorium Remisi

INILAH.COM, Jakarta - Rapat kerja Komisi Hukum DPR dengan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin di Gedung DPR Jakarta, Rabu (4/12) berjalan lancar, berbeda dengan rapat sebelumnya. Dalam rapat ini juga disepakati kebijakan moratorium remisi ini ditinjau kembali. Namun tetap saja persoalan ini masih menyimpan bola panas.
Dalam rapat kerja tersebut Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mengatakan siap untuk melakukan pengkajian atas kebijakan pengetatan remisi. "Manakala saya diminta untuk pengkajian, maka saya dengan segera menyampaikan, hasil kajian itu segera terinformasikan kepada bapak-ibu," kata Amir Syamsuddin.
Dia menyebutkan antara Kementerian Hukum dan HAM dengan Komisi Hukum DPR banyak memiliki kesamaan daripada perbedaan. "Mungkin bedanya pendekatan saja, mungkin saya terlalu bersemangat di awal jabatan saya," ujar Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat ini.
Merespon pernyataan Amir Syamsuddin, Ketua Komisi Hukum DPR meminta pandangan fraksi-fraksi di Komisi Hukum. Terungkap, empat fraksi yakni FPD, FPAN, Fraksi Hanura, dan Fraksi Gerindra meminta agar Menteri Hukum dan HAM meninjau kembali kebijakan tersebut dengan menyesuaikan dengan perundang-undangan.
Adapun empat fraksi lainnya yakni Fraksi Partai Golkar, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PPP, dan Fraksi PKS meminta agar menteri segera mencabut kebijakan moratorium remisi dan mengganti sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Merespons pandangan fraksi-fraksi tersebut, Amir mengatakan antara meninjau kembali dan mencabut kebijakan moratorium tidak memiliki perbedaan yang ekstrem.
Kendati demikian, Amir mengatakan pihaknya akan melakukan peninjauan kembali namun tidak bisa memastikan kapan batas akhirnya. "Saya tentu tidak akan mengambil waktu paling lama, tapi insya allah saya mengambil waktu yang sepatut-patutnya. Jika terlalu cepat dikhawatirkan tidak cermat," ujar Amir.
Mendengar pernyataan Amir beberapa fraksi meminta kejelasan kapan batas peninjauan kembali kebijakan moratorium remisi. Akhirnya Ketua Komisi Hukum Benny K Harman menengahi perdebatan soal batas akhir peninjauan kembali. "Selambat-lambatnya Menteri Hukum dan HAM meninjau kebijakan pengetatan remisi pada masa sidang yang akan datang pada 7 Januari 2012," tegas Benny.
Kendati keputusan telah diambil, beberapa fraksi yang mendorong pengajuan hak interpelasi terkait kebijakan moratorium remisi menyatakan tetap akan mendorong hak konstitusi tersebut. "Kami terus jalan sambil menunggu bagaimana implementasi peninjauan kembali kebijakan ini," kata Ahmad Yani.
Namun kesepakatan di parlemen berbeda dengan kenyataan di luar. Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang tidak turut serta dalam rapat kerja tersebut tetap bersikukuh pengetatan remisi tidak melanggar UU. "Secara yuridis, kami sudah kaji, ini kebijakan yang secara aturan dapat dipertanggungjawabkan," katanya usai menghadiri pembekalan program pendidikan reguler Angkatan Lemhanas di Istana Negara, Rabu (14/12/2011).
Ibarat bola panas, kesepakatan untuk melakukan peninjauan kembali kebijakan pengetatan remisi di Komisi Hukum DPR akan menuai konflik di internal Kementerian Hukum dan HAM. Setidaknya pernyataan Denny Indrayana yang tak linier dengan sikap Menteri Amir di DPR sama saja merusak komunikasi politik yang tengah dibangun.
Di sisi lain, peninjauan kembali kebijakan moratorium ini juga akan dipantau Komisi Hukum terutama para pengusung hak interpelasi. Bola panas tidak akan berimplikasi politik apapun dengan catatan sikap dan kebijakan Menteri Amir terkait pengetatan remisi. [mdr]

Selasa, 13 Desember 2011

Wisata Air Yang Menantang Di Widuri Water Park Pemalang


Pantai Widuri Pemalang, selain menyajikan pemandangan alam nan eksotis terdapat pula Wisata Air dengan berbagai wahana berstandar nasional yang menantang. Widuri Water Park Pemalang, pertama bahkan satu-satunya di sekitar kawasan Pantura. Berada di kawasan Obyek Wisata Pantai Widuri dibangun oleh Pemkab Pemalang untuk memanjakan masyarakat dalam memuaskan keinginan akan hiburan yang berkualitas.

Lokasinya pun sangat strategis yaitu berada di Obyek Wisata serta dekat dengan jalan utama Pantura, sangat mudah menjangkaunya. Di sekitar lokasi juga banyak terdapat Rumah Makan yang kian memanjakan pengunjung dengan santapan kuliner khas laut serta tempat-tempat penginapan semakin melengkapi kunjungan wisatawan.

Pembangunannya dikabarkan menelan anggaran sebesar Rp 31 Miliar, berdiri di areal seluas 2,5 Hektar. Dimulai sejak 2006 dan resmi dibuka pada tanggal 12 Mei 2009. Pengunjung dapat berpetualang dalam wahana air hanya dengan membayar tiket masuk Rp 15.000.

Ada beberapa Wahana yang siap memacu adrenalin pengunjung, dimana masing – masing memiliki kelebihan dalam memanjakan pengunjung.
Bagi yang penasaran dapat kita simak beberapa wahana yang banyak diminati di WWP berikut ini:



WATERGLIDER (WATER SLIDES)


Coba yang satu ini dan rasakan tantangan di dalamnya. Wahana ini memiliki tiga seluncur yang merupakan tertinggi di antara lainnya. Dengan tinggi menara 11 Meter, akan memacu adrenalinmu, dibuat berkelok-kelok rasakan sensasi seakan menaiki roller coster. Ayo berlomba dengan temanmu di wahana ini, siapa yang paling belakangan sampai ke air, maka harus menerima hukuman dicium 'Mpok Ati yah'. haha.


KOLAM ARUS (LAZY RIVERS)



Wahana ini cocok bagi pengunjung yang ingin melakukan relaksasi setelah seharian menikmati berbagai permainan. Mengitari areal waterboom dengan menaiki pelampung yang disediakan, santai sambil bercengkrama bersama teman dan melihat pemandangan yang indah. Peringatan!!! Tidak cocok buat orang yang sering ketiduran, dikhawatirkan bisa tertinggal dengan rombongan.



KIDZ WATER PLAYGROUND / SPRAY GROUND / WATER PLAYGROUND


Wahana khusus anak-anak diciptakan untuk menambah pengalaman dan menceriakan mereka pada permainan air. Dengan berbagai macam jenis seluncuran yang disajikan dalam bentuk terowongan maupun jalan yang diperciki seperti air hujan, membuat anak-anak betah dan enggan untuk beranjak. Salah satu yang menarik adalah menara air berbentuk tokoh kartun sewaktu-waktu bisa menyiram air di bawahnya. Buat orang dewasa mainnya jangan di sini yah, nanti diledekin anak kecil loh.



DERMAGA


Sebuah wahana yang dibuat memanjang hingga mencapai ± 250 Meter kearah laut, membuat kita seakan berjalan diatas lautan, sambil menanti Sunset, mata kita akan dimanjakan dengan keindahan laut di Pantai Widuri, tempat ini cocok juga lho buat para penggemar memancing.

Rencananya wahana ini tidak hanya untuk penikmat pemandangan, tetapi juga akan disediakan kapal dan jetski yang dapat menambah sensasi petualangan.



***

Itulah tadi sekilas tentang Wahana WWP yang banyak diminati para pengunjung. Jika masih penasaran, langsung datang saja dan rasakan sendiri sensasi Water Boom Widuri Water Park Pemalang yang mengesankan.


Sumber:
http://bloggerspemalang.blogspot.com
  • http://pemalang-tourism.blogspot.com/
  • http://indravaganza.wordpress.com/2010/07/19/sensasi-waterboom-di-widuri-water-park-pemalang/

Foto/Gambar:
  • masdurohman.blogspot.com
  • bappedapemalang.wordpress.com

Senin, 12 Desember 2011

Lomba Finger Painting Paud

PEMALANG – Hj Irna Junaedi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pemalang di Pendopo Padepokan Dadung Ngawuk Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (12/12) kemarin, dikukuhkan  menjadi Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Drs Sapardi MSi dalam kegiatan Lomba Fier Painting PAUD se-Kabupaten Pemalang.

Acara pengukuhan dihadiri Bupati Pemalang H junaedi SH MM, pimpinan DPRD Muntoha SH M Hum Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Pemalang serta sejumlah camat dan SKPD  serta jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata .  
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pemalang Drs Sapardi MSi mengatakan, pengukuhan Bunda PAUD ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi  kepada para penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Kabupaten Pemalang.
“Sekaligus sebagai motor penggerak dalam menyatukan langkah dan menyatukan persepsi dalam rangka membangun anak bangsa yang memilki karakter dan berahklak mulia,” katanya.
Bunda PAUD sendiri menurut Sapardi  merupakan sosok seorang ibu yang tentunya sangat diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada anak-anaknya dalam hal ini para penyelenggara PAUD agar semakin tumbuh  dan berkembang. Untuk itu, dengan dikukuhkannya Bunda PAUD ini  diharapkan kedepan akan lebih mempererat jalinan komunikasi. Sebab, dengan panggilan ibu ini,  ibarat anak dengan ibunya yang sudah terjalin komunikasinya dengan baik maka akan membuat anak itu semakin dekat.  
“Sehingga nantinya para penyelenggara PAUD akan termotivasi dan bersemangat dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini,” ujarnya.
Sementara Hj Irna Junaedi Bunda PUAD yang baru saja dikukuhkan dalam sambutannya  menyampaikan  terima kasih atas dikukukannya sebagai Bunda PAUD. Meskipun diakui dirinya belum layak untuk menjadi Bunda PAUD. Namun dengan berbagai pertimbangan maka amanat yang baru saja ia terimanya  akan berusaha sekuat tenaga untuk mengemban amanat yang dinilai cukup berat tersebut.
Menurutnya, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK selalu bersama-sama dengan HIMPAUDI  sehingga setelah dikukuhkannya sebagai Bunda PAUD akan tetap selalu menjaga rasa kebersamaan.
“Kami berharap dukungan semua pihak baik dan semua  elemen masyarakat untuk bersama-sama bergandengan tangan untuk menangani program pendidikan anak usia dini. Termasuk dukungan dari bapak bupati juga  kami sangat harapakan,” paparnya. (apt)

Menilik Kondisi SD Negeri 01 Siremeng Desa Siremeng Kecamatan Pulosari

Nilai Akreditasi 84 B, Tapi Sayang Gedung Perpustakaan pun Tak PunyaSD berprestasi sangat  jarang ditemukan. Tapi apa pasal, jika prestasi selangit namun fasilitas dan sarana prasarana minim bahkan nyaris tak ada. Tentunya akan jadi kendala untuk KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Dan ini terjadi di SD Negeri 01 Siremeng meski nilai akreditasinya cukup memuaskan. Kenapa bisa demikian?
LAPORAN: EMBONG SRIYADI
Sebutannya keren, SD Kampus. Ya karena di situ terdapat dua SD yang saling berdampingan SD Negeri 01 Siremeng  dan SD Negeri 02 Siremeng di Kecamatan Pulosari. Namun jika dipandang dalam perkembangannya, SD Negeri 02 Siremeng bisa dibilang sarat fasilitas untuk KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Bukan berarti menyoal, tapi jika menilik kondisi SD Negeri 01 Siremeng jauh dari fasilitas memadahi untuk KBM seperti gedung perpustakaan pun belum dialokasikan disana. Bahkan salah satu ruang kelas yang tak pantas untuk KBM terpaksa dikosongkan lantaran sudah rusak alias tak laik untuk KBM.
“Semestinya sudah waktunya semua fasilitas SD kami segera diwujudkan untuk KBM. Sekarang saja untuk klas 2 KBM dilakukan siang hari giliran ruangan dengan klas 1. Ini kami lakukan karena ada rasa khawatir jika ruang kelas yang rusak dipaksa untuk ditempati nanti tiba-tiba ambruk bagaimana? Ya terpaksa ruang yang rusak kami manfaatkan untuk gudang dan dapur,” tegas Kepala SD Negeri 01 Siremeng Ruswono Ama Pd di ruang kerjanya seraya menambahkan satu unit komputer pentium 2 juga sudah tak bisa dimanfaatkan lagi.
“Untungnya guru-guru pada prihatin, beliau-beliau tanggap dan membawa laptop untuk membuat laporan administrasi sekolah. Jika tidak berinisitif begitu bagaimana pelaporan kami,” tambah dia. SD dengan jumlah siswa 144 ini terhitung sekolah kurus tapi fantastisnya justru memperoleh nilai akreditasi 84 B dari Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) Jawa Tengah.
“Jikalau prestasi menjadi pijakan tentu saja kami sangat bangga dapat memperoleh sarana dan prasarana yang selama ini belum ada seperti gedung perpustakaan. Sungguh siswa-siswa sangat bermimpi ingin punya gedung perpustakaan dengan segala fasilitas yang lengkap pula,” tambah dia.
Ruswono dan segenap guru hanya berharap agar dinas terkait tidak membanding-bandingkan dengan bahasa yang terkesan klise seperti skala prioritas. Sebab, kebutuhan sarana sangat mendesak untuk direalisasikan baik pembangunan fisik maupun sarana dan prasarana yang lain.  “Karena semua yang kami katakan memang belum ada sehingga sangat besar harapan kami agar tahun 2012 bisa terlaksana semuanya.” (*) (SUMBER:RADAR TEGAL)

Kades Berharap Jalan Gunungsari Segera Diperbaiki

PULOSARI - Jalan Desa sepanjang 1 km di Desa Gunungsari belum mendapatkan perhatian dari Pemkab Pemalang. Meski sudah berulangkali dilakukan usulan namun hasilnya mentok. Warga berharap pada pemerintahan baru ini ada perbaikan sarana jalan.
 Syarif warga setempat mengatakan, sangat jenuh ketika melihat kerusakan yang ada di desanya. Dia setiap hari melakukan aktifitas berdagang dari desanya ke Pasar Karangsari, Moga dan Tegal, namun demikian jika hujan turun maka jalan licin penuh dengan kubangan air.
“Itulah yang sampai sekarang kami lakukan toh tetap saja jalan desa kami seperti tidak ada peratian dari Pemkab,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Gunungsari, Jari menambahkan, pihak desa sudah berkali-kali mengusulkan ada proyek jalan ke desanya tapi hasilnya mentok.
 “Pada masa Kepala DPU Suwardi hingga sekarang Pak Arifin belum ada tanda-tanda desa kami bakal mendapatkan proyek perbaikan jalan sepanjang 1 km yang sangat penting artinya bagi kami dalam melakukan kegiatan masyarakat seperti berdagang serta anak sekolah berangkat,” katanya.
 Kades berharap, Pemkab mewujudkan harapan warga dengan melakukan perbaikan jalan yang menghubungkan desanya ke wilayah Tegal, Moga, Pemalang dan sekitarnya.(sumber:radar tegal)