Maluku Tengah – DMC : Keinginan sejumlah penduduk di Indonesia untuk menikmati pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah, masih jauh dari harapan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, dari 70.611 desa di Indonesia, sekitar 17.676 desa belum dapat dilalui kendaraan roda empat. 26.115 desa belum memiliki sarana kesehatan. Sebanyak 32.379 desa masih terkategori tertinggal, 62.299 desa belum memiliki pasar permanen. 12.618 desa dari 70.611 itu belum dialiri listrik.
“Ini sangat memprihatinkan, sebagai unit pemerintahan terdepan yang langsung melayani kepentingan masyarakat tetapi hampir sepertiga, masih terbelakang dari segi pembangunan sarana dan prasarana. Karena itu masih banyak pekerjaan rumah yang kita harus laksanankan,” ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono, saat meresmikan pencanangan ujicoba model Pandu Gerbang Kampung (Program nasional Terpadu Gerakan Pembangunan Kampung) di Desa Abelisawah, Kecamatan Sampara.
Mantan anggota MPR-RI mengakui saat ini banyak program dari berbagai kementerian dan lembaga-lembaga yang menggunakan atribut desa, seperti Desa Siaga dari Kemenkes, Desa Prima dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Desa Berdering dari Kemeninfo.
“Berbagai program-program yang menggunakan atribut desa sesunggunya sangat baik. Hanya saja tersebar diberbagai desa sehingga tidak tampak utuh. Alangkah baiknya apabila program dari berbagai kementerian itu di satukan pada satu titik sehingga hasilnya lebih nyata,” ujarnya.
Untuk itulah Kemenkokesra sesuai tugas pokok dan fungsinya mencoba melakukan terobosan-terobosan agar seluruh program-program yang ada yang dilakukan, dirancang dan dilaksanakan berbagai kementerian-kementerian dapat bersinergi, ada keterpaduan dan harmonisasi juga bersama-sama dengan dunia usaha melalui coorporate social responsibility dengan lokus (tempat) dan fokus pembangunannya di pedesaan. “Kalau terpadu hasilnya tentu akan lebih nyata. Entah itu kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, PLN termasuk pemda,” tukas pengurus DPP Partai Golkar ini.
Agung juga mengapresiasi Gubernur Sultra Nur Alam atas perhatiannya sehingga pandu gerbang kampung ini terlaksana. Begitu juga kepada Bupati Konawe, Lukman Abunawas karena atas kerjasamanya program nasional ini terselenggara dengan baik.
Ditempat yang sama, Gubernur Sultra, H.Nur Alam, SE berharap Pandu Gerbang Kampung ini dapat menambah daya ungkit pembangunan kampung, desa dan kelurahan. Karena akan ikut memperkaya program-program pedesaan lainnya.
Menurut Nur Alam, oleh karena pandu gerbang kampung ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik tetapi juga non fisik maka ia yakin dan percaya akan mempercepat pelayanan dan kapasitas masyarakat desa. “Agar mereka lebih cepat bergerak maju dan meningkatkan kesejahteraannya. Program ini tentu memiliki segmen tersendiri dalam pembangunan masyarakat dengan sasaran yang jelas,” ujar Nur Alam.
Karena itu akan bersinergi dan mendukung pelaksanaan program lainnya yang juga memiliki sasaran dikampung, desa dan kelurahan. Semua itu adalah rahmat bagi masyarakat Sultra. “Kesyukuran itu tentu semakin bertambah dengan masuknya Pandu Gerbang Kampung.
Menurut Nur Alam, oleh karena pandu gerbang kampung ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik tetapi juga non fisik maka ia yakin dan percaya akan mempercepat pelayanan dan kapasitas masyarakat desa. “Agar mereka lebih cepat bergerak maju dan meningkatkan kesejahteraannya. Program ini tentu memiliki segmen tersendiri dalam pembangunan masyarakat dengan sasaran yang jelas,” ujar Nur Alam.
Sementara itu, Bupati Konawe, Lukman Abunawas merinci kegiatan pembangunan yang akan diresmikan dalam pencanangan Pandu Gerbang Kampung. Diantaranya, satu unit rumah pintar, rumah baru dan rehabilitasi 120 unit rumah tidak layak huni, dua unit sarana MCK, satu unit kendaraan bencana atau water treatment (mobil tangki), kendaraan operasional roda empat untuk bencana alam, radio komunitas masyarakat, pelatihan keterampilan salon, tukang kayu, home industri abon ikan, pelatihan jahit menjahit dan pengadaan lima unit perahu motor nelayan.
“Selain itu, dari Pemprov Sultra telah memberikan bantuan berupa rehabilitasi balai desa Abelisawah melalui dana block grant. Sedangkan dari APBD Konawe melalui program Permata antara lain rehabilitasi Mesjid Al Azhar Desa Abelisawah sebesar Rp 10 juta, rehabilitasi 10 unit rumah tidak layak huni, pembangunan rumah pintar dan pemagaran pionisasi,” ujar Lukman.
Di hadapan Menkokesra, Lukman Abunawas juga membeberkan berbagai permasalahan dalam pembangunan di daerah, yakni seputar pemenuhan hak dasar dan peningkatan kesejahteraan rakyat. “Secara umum permasalahan itu yakni pelayanan pendidikan masih terbatas. Terutama didesa terpencil seperti di Kecamatan Routa dan kecamatan-kecamatan di Pulau Wawonii. “Kedua, pada bidang kesehatan masih terbatasnya sarana prasarana, baik keterbatasan dana APBD Kabupaten maupun fasilitas yang sesuai kondisi daerah didesa-desa terpencil di bagian barat Kabupaten Konawe, Kecamatan Routa yang berbatasan dengan Kabupaten Luwuk Timur dan Morowali Sulawesi Tengah. Kemudian sebelah timur, kecamatan-kecamatan Pulau Wawonii yang berhadapan dengan Pulau Banda,” bebernya.
(din/jpnn/foto:kapanlagi)
Desa Merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar