Kabupaten Pemalang dengan kekayaan keanekaragaman hayati baik di darat maupun di perairan (laut) memiliki peluang yang sangat besar dalam meraih atau memperoleh manfaat dari kawasan hutan tersebut. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan kawasan hutan untuk pariwisata alam. Dasar hukum pengembangan pariwisata alam yang sesuai dengan prinsip kelestarian adalah UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hutan dan Ekosistemnya serta UU No 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, di mana kegiatan pemanfaatan kawasan hutan tersebut diarahkan bukan pada kegiatan eksploitasi melainkan lebih kepada pengembangan pemenuhan jasa pariwisata alam. Potensi wisata alam di kawasan hutan dengan daya tariknya yang tinggi merupakan potensi yang bernilai jual tinggi sebagai obyek wisata, sehingga pariwisata alam di kawasan hutan layak untuk dikembangkan (Anonim, 2003).
Pengembangan ini diperlukan dalam penanganan obyek dan daya tarik wisata (ODTW), yang menjadi sasaran wisatawan. Pengembangan kepariwisataan kabupaten Pemalang di Pos Pengamatan Gunungapi Slamet merupakan rangkaian upaya pembangunan sektor kepariwisataan secara berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat dalam memajukan kesejahteraan umum.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka rencana pengembangan pengelolaan di Pos Pengamatan gunungapi Slamet, didasarkan atas prinsip - prinsip dan keterpaduan ekologi tanpa mengabaikan kondisi fisiknya dan bertujuan untuk melindungi dan memelihara keunikan ekosistem dan kekayaan alamnya serta memanfaatkan secara lestari untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pengembangan dilakukan tidak sebatas pada fasilitas dan sarana yang ada, akan tetapi juga peluang - peluang usaha yang memungkinkan untuk dikembangkan, peluang usaha tersebut dapat dilaksanakan oleh pihak pengelola atau swasta, seperti : masyarakat, maupun stakeholder lain yang terkait.
Dalam menentukan peluang usaha di pos pengamatan gunungapi slamet, ada 2 (dua) aspek yang sangat penting, yaitu : a) Aspek Permintaan, dan b) Aspek Penawaran. Aspek permintaan dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisata yang datang ke Pos Pengamatan gunungapi Slamet, sedangkan aspek penawaran yaitu obyek dan daya tarik wisata alam serta pengelolaan obyek wisata itu sendiri
KONDISI GEOGRAFIS
Pos pengamatan Gunungapi Slamet secara administrasi terletak desa gambuhan, kec. Pulosari kabupaten Pemalang atau berada pada sisi selatan kabupaten Pemalang berbatasan dengan kabupaten Tegal dengan koordinat lokasi X : 0301058, Y 9207701 Pos pengamatan berada pada ketinggian 1000 m dpl. Dengan ketinggian seperti itu maka suhu lingkungan sekitar cenderung dingin berkisar antara 15 derajat sampai 25 derajat C.
Deliniasi memberikan masukan untuk menentukan daerah yangh akan dikembangkan sebagai heading/title project. Deliniasi ini merupakan (pada aplikasi pemetaan sebagai layer):
Batasan kawasan (justifikasi studi).
Batasan domain masing-masing tema misal, deliniasi kampung wisata, deliniasi wisata bahari, deliniasi waterfront dan sebagainya. Dalam aplikasi pada perencanaan kawasan, over lay masing-masing layer pemahaman menunjukkan vocal point, posisi kawasan inti dan kawasan pendukung dan sebagainya.
PENCAPAIAN
Pencapaian ke lokasi pos pengamatan dapat dilakukan dari kabupaten Pemalang, kabupaten Purbalingga dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari pusat kota kabupaten pemalang dan Purbalingga. Sedangkan dari kabupaten Tegal bisa mencapai 2 jam perjalanan. Pos pengamatan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan lebar jalan dari jalan utama sekitar 5 m dengan badan jalan sekitar 3 m.
KONDISI POS PENGAMATAN GUNUNGAPI SLAMET
Kompleks pos pengamatan dibawah Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi berada pada puncak sebuah bukit dengan kontur cenderung curam pada sisi selatan, barat dan timur sedangkan pada sisi terdiri 1 (satu) bangunan tunggal menghadap kearah selatan. Dengan pemandangan kearah selatan adalah gunung Slamet dan kearah selatan adalah dataran rendah kabupaten pemalang.
Lokasi secara spesifik dikelilingi oleh perkebunan Cengkeh pada sisi utara, Timur dan barat merupakan lahan perkebunan yang merupakan milik warga masyarakat sekitar sedangkan pada sisi selatan terdapat beberapa permukiman penduduk yang mengelompok .
POTENSI
Ditinjau dari beberapa aspek Kompleks pos pengamatan gunungapi slamet nilai potensi strategis, diantaranya : Pemandangan langsung kearah gunung slamet dengan menyajikan keindahan dan keragaman lansekap pegunungan,memiliki suhu lingkungan sekitar cenderung dingin berkisar antara 150 sampai 250 C.
Menjadi jalan alternatif untuk kegiatan mendaki gunung, jalan setapak (tracking), memiliki beberapa jalan alternatif dari 3 kabupaten yaitu pemalang, purbalingga dan Tegal, secara letak sangat strategis berada pada pertemuan jalur wisata Pemalang dengan Obyek Wisata Widuri Water Park, Purwokerto dengan Kawasan Wisata Baturaden, Kabupaten Tegal dengan Kawasan Wisata Guci dan Purbalingga dengan Obyek Wisata Owabong, dan Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari ini merupakan satu – satu yang ada disepanjang Jalur Pantura
PERMASALAHAN
Berdasar pengamatan fisik ada beberapa aspek permalsalahan dari Kompleks pos pengamatan gunungapi slamet, diantaranya : jalan masuk menuju pos pengamatan relatif sempit dengan lebar jalan secara keseluruhan sekitar 5m dengan badan jalan sekitar 3m. Sehingga hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 satu arah. Dengan sisi kanan dan kiri cenderung berkontur atau terdapat beda ketinggian. Selain itu jalan tersebut pada bagian – bagian tertentu berada pada permukiman penduduk yang padat. Luas lahan pos pengamatan yang relatif sempit sehingga kesulitan untuk dikembangkan. Demikian juga dengan tempat parkir hanya bisa untuk maksimal 2 buah mobil. Lahan disekitar pos pengamatan milik penduduk dan apabila akan dikembangkan maka perlu adanya pengadaan lahan. Dengan beberapa kesamaan potensi dan karakteristik diatas pengembangan pembangunan pos Pengamatan Gunung Slamet nantinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan wisata alam di Kabupaten Pemalang khususnya serta Jawa Tengah Pada umumnya
Konsep Pengembangan & Penataan Pos Pengamatan G. Slamet.
Dengan melihat potensi yang ada di Pos Pengamatan Gunung SLAMET sangat dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan dan penataan dengan menyajikan Pemandangan serta Keindahan Alam Pengunungan yang dihapkan nantinya akan menambah dan menjadi salah satu obyek wisata yang di Kabupaten Pemalang Arah pengembangan dan kebijakan penyelenggaraan pembangunan untuk pengembangan kawasan wisata Pos Pengamatan Gng. SLAMET mengarah kepada beberapa pokok substansi acuan/guidance pengembangan, yaitu:
A. Squential Thematic
Sequential Thematic ini merupakan turunan dari potensi (yang disuper-imposedkan menjadi segmen dan koridor kegiatan wisata). Segmen dan koridor memberikan masukan pada elemen-elemen pembentuk ruang wisata dan implikasi pengelolaan kegiatan wisata (tanpa meninggalkan ’benang merah’ potensi (pasar) wisata.
Segmen yang diindikasikan memberikan masukan tematik perencanan ruang (market place, waterfront, education tourism object, socio-cultural tourism object, community work shop object dan sebagainya). Segmen dikembangkan sesuai dengan arah pengembangan substansi potensi (STRATEGIC PLANNING).
Koridor merangkaikan segmen-segmen yang diindikasikan untuk berkembang. Koridor ini bersifat sebagai interconnenct (link) ataupun integrasi (benang merah) yang dapat diimplementasikan berupa infrastruktur (jalur, ruang/space,) ataupun suasana (image, nuansi, gradasi interest wisata dan sebagainya).
Tematik sekuel ini menggambarkan hasil identifikasi potensi dan karakter kegiatan wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan. Pengembangan potensi dan karakter ini akan menjadi atribut-atribut wisata yang dipandang dominan bahkan memiliki determinasi dalam mengembangkan aktifitas wisata (atraksi dsb).
B. Deliniasi Kawasan Studi
Deliniasi memberikan masukan untuk menentukan daerah yangh akan dikembangkan sebagai heading/title project. Deliniasi ini merupakan (pada aplikasi pemetaan sebagai layer):
§ Batasan kawasan (justifikasi studi)
§ Batasan domain masing-masing tema misal, deliniasi kampung wisata, deliniasi wisata bahari, deliniasi waterfront dan sebagainya
Dalam aplikasi pada perencanaan kawasan, over lay masing-masing layer pemahaman menunjukkan vocal point, posisi kawasan inti dan kawasan pendukung dan sebagainya.
C. Integrasi Perencanaan
Integrasi pada proses perencanaan diarahkan pada pengembangan substansi-substansi tematik wisata yang diintegrasikan secara konsepsi berupa Integrasi antara perencanaan makro dan solusi parsial. Integrasi ini berangkat dari ‘benang merah’hasil analisis potensi wisata. Aplikasi ‘benang merah’ ini adalah dalam:
Bentuk-bentuk fisik seperti pembentuk-pembentuk space, street furniture, taman ataupun elemen amenities lainnya,
Bentuk-bentuk suasana yang dibentuk melalui serial vision, vista atupun komposisi visual.
Kedua keluaran tersebut di atas memiliki pertimbangan tindak lanjut, yaitu:
Menjadi model penanganan kawasan wisata baik dalam merumuskan kerangka besar konsep perencanaan dan solusi parsial dalam implementasinya.
Kedepan, hasil studi ini akan menjadi acuan atau guidance pelaksanaan (berupa manajemen/pengelolaan) pengembangan kawasan. Bahkan, dapat dimungkinkan diaplikasikan ke dalam perda tentang kawasan wisata.
Memberikan dampak dalam percepatan (incremental) pembangunan kawasan wisata sejalan dengan tren pengembangan potensi.
Konsep Penataan Lahan
Secara umum Pengembangan dan penataan Pos Pengamatan Gng SLAMET dilakukan dengan melihat beberapa kondisi serta potensi yang dimiliki, secara umum pembangian Zone serta Deskripsi Konsep Penataan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Konsep Penataan Ruang ( Tingkat Kawasan )
Secara Penataan Ruang Kawasan Pos Pengamatan Gunung SLAMET lebih diarah pada pemamfaatan kondisi eksiting dengan memperhatikan potensi yang dimiliki :
Aksebilitas
Pengembangan lahan pos pengamatan gunungapi slamet didesa gambuhan kec. Pulosari kabupaten pemalang dengan cara membeli perkebunan cengkeh yang ada pada sisi selatan pos pengamatan. Pengembangan lahan pos pengamatan gunungapi dapat digunakan untuk kantong parkir, kegiatan outbond, tracking atau pengembangan fasilitas lainnya
Pelebaran jalan menuju pos pengamatan gunungapi slamet dari jalan utama. Beberapa alternatif pengembangan jalan yaitu : Pembuatan akses jalan baru terdiri dari beberapa alternatif yaitu :
Dari jalan utama moga – guci dengan panjang jalan baru 1km menuju pos pengamatan.
Pembuatan jalan dari jalan lokal desa gambuhan dengan panjang 300m
Memperlebar jalan eksisting menjadi 8m dengan badan jalan 6 m terdiri dari 2 alternatif yaitu :
Pelebaran akses jalan masuk pada pertigaan dekat dengan kantor kepala desa gambuhan sekitar 800m, pelebaran akses jalan masuk pada pertigaan dekat gapura gambuhan dengan panjang jalan 1400m
Sarana Penunjang
Dengan melihat kondisi yang ada sekarang ini , diperlukan penambahan beberapa sarana penunjang guna melengkapi beberapa fasilitas yang ada , beberapa sarana penunjang tesebut antara lain : halaman parkir, area outbound, tracking, arena flying fox, gardu pandang, Restoran dan theather.
Ada yang minat berinfestasi disini?(uripsr@ymail.com)***Sumber: Bappeda Kab. Pemalang.
http://portalpemalang.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar